Kegiatan Budaya Tilik merupakan salah satu warisan budaya yang tak berbenda yang kini masih dilakukan oleh warga Banyutemumpang RT 03. Tilik dalam hal ini merupakan mengunjungi tetangga/ warga yang sedang dirawat/ pulang dari rumah sakit.
Kearifan lokal merupakan identitas budaya masyarakat berupa nilai, norma,
etika, kepercayaan, adat istiadat, dan aturan khusus yang diberlakukan oleh
suatu kebudayaan masyarakat. Kearifan lokal adalah adat dan kebiasaan yang telah menjadi tradisi dilakukan oleh sekelompok masyarakat secara turun-temurun yang hingga saat ini masih dipertahankan keberadaannya oleh masyarakat hukum adat tertentu di daerah tertentu (Alfian, 2013).
Budaya Tilik
Tilik sebagai ikatan antara tetangga dalam satu lingkup sebuah wilayah. Turut prihatin atas musibah sakit yang diderita oleh anggota masyarakat. Merajut tali sosial dengan warga masyarakat.
Dalam tilik tetangga yang sedang sakit juga memberikan santunan yang di ambil dari dana kas dan Serkiler. Serkiler/ bantingan/ sesuai keikhlasan masyarakat ada petugas yang keliling dari rumah-kerumah untuk meminta sumbangan se-ikhlasnya yang nantinya diberikan kepada keluarga yang sedang ditimpa musibah.
Sebelum covid-19 menyerang, budaya tilik ini seperti nonton film tilik, ke Rumah Sakit se-rombongan naik truk. Namun mengingat kondisi dan prokes budaya ini bergeser ke mengunjungi warga yang telah pulang dari rumah sakit karena perawatan.
Kunjungan ke Rumah Mbah Waginem
Pada kesempatan kemarin Rabu 11 Mei 2023 Pengurus RT beserta sebagian warga bertamu ke kediaman mbah Waginem untuk tilik. Setelah pulang dari RS PKU Gamping karena opname beberapa hari pengurus menginisiasi dana serkiler ke kelompok agar dikumpulkan. Bakda isya, dipimpin oleh pak RT Kasidi menyempatkan untuk bersilaturahmi dengan keluarga mbah Waginem yang ditemui oleh mas Marjuki.
