Meningkatkan Potensi Desa untuk Wisata: Refleksi dari Acara Penutupan KKN STEI HAMFARA

Bagikan konten ini


Acara penutupan STEI HAMFARA yang berlangsung di Pendopo Niti Wijoyo dihadiri oleh beberapa tokoh penting, di antaranya Bapak Dukuh Salakan, Bapak Pitoyo, Ketua RT 02 dan 03, Ketua LPMK, serta Ketua Jagawarga. Acara ini diawali dengan sambutan hangat dari Bapak Dukuh Salakan, yang kemudian dilanjutkan dengan penyampaian Ketua KKN Padukuhan Salakan.

Dalam acara tersebut, Dosen Wijiharta, SP, MM, yang juga merupakan pembimbing KKN di Padukuhan Salakan, memberikan pesan yang mendalam tentang pentingnya mengenali dan memanfaatkan potensi lingkungan sekitar kita.

Mengenali Peluang dan Potensi Lingkungan

Pak Wijiharta menekankan pentingnya memetakan daerah dan potensi yang ada untuk bisa dikelola dan ditata dengan baik. Menurutnya, dengan pengelolaan yang tepat, desa dapat menjadi destinasi menarik bagi orang-orang yang ingin “healing” atau mencari ketenangan dari kehidupan kota yang serba cepat.

Beliau juga mengingatkan pentingnya bersyukur atas lingkungan yang asri dan nyaman di mana kita tinggal. Ini adalah sebuah anugerah yang seringkali dianggap biasa, padahal dapat menjadi daya tarik utama bagi desa.

Menangkap Peluang dari Hobi dan Gaya Hidup

Pak Wijiharta juga membahas tentang pentingnya menangkap peluang dari hobi dan gaya hidup masyarakat, terutama yang berasal dari kota. Salah satu contohnya adalah hobi bersepeda yang saat ini semakin populer. Desa dengan pemandangan alam yang indah dapat menjadi destinasi favorit para pesepeda, jika potensi ini dikelola dengan baik.

Beliau juga mencatat bahwa orang kota cenderung keluar rumah saat hari libur, entah untuk mencari makanan, berwisata, atau hanya mencari suasana baru. Namun, di desa, terdapat berbagai kegiatan tradisional seperti mengelola sawah atau gotong royong, yang justru bisa menjadi pengalaman menarik bagi mereka. Ini adalah peluang besar bagi desa untuk mengelola potensi tersebut sebagai bagian dari paket wisata yang ditawarkan kepada pengunjung.

Merubah Pola Pikir untuk Mengelola Potensi Desa

Dalam pesannya, Pak Wijiharta mengajak seluruh masyarakat untuk mensikapi hidup dengan cara yang lebih positif dan produktif, terutama dalam merubah pola pikir. Gaya hidup orang desa yang sederhana namun penuh dengan nilai-nilai kebersamaan dan keberlanjutan, menurutnya, harus diintegrasikan dengan kemampuan mengelola potensi yang ada untuk meningkatkan kesejahteraan.

Kesimpulan

Acara penutupan STEI HAMFARA di Pendopo Niti Wijoyo memberikan banyak pelajaran berharga tentang pentingnya mengenali dan mengelola potensi desa. Dengan memanfaatkan keasrian lingkungan, menangkap hobi dan minat wisatawan, serta merubah pola pikir untuk lebih proaktif, desa dapat menjadi destinasi wisata yang menarik dan berkelanjutan. Ini bukan hanya tentang menarik wisatawan, tetapi juga tentang bagaimana masyarakat desa bisa hidup berdampingan dengan kemajuan tanpa kehilangan jati diri mereka.


Bagikan konten ini
Maruf
Maruf

Admin web banyutumumpang.com jurnalistik warga desa. Mengabarkan kehidupan kemasyarakatan warga Daerah Istimewa Yogyakarta.

Warga kampung Banyutemumpang RT 03 Padukuhan V Salakan, Kalurahan Bangunjiwo, Kapanewon Kasihan.

Articles: 53

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *